Seorang lelaki muslim, akan sangat bruntung dijodohkan Allah dengan wanita muslim yang benar-benar sadar bahwa dia adalah muslim, dan sesuai tuntunan Rasul, bahwa jadikanlah agama sebagai filter terakhir pertimbangan menguatkan hati memilih wanita pendamping hidup karena yakinlah cuma itu yang membuat hidup kita ni’mat dunia dan akhirat.
Proses menuju penyatuan dua jiwa, dalam
islam juga sudah detail diatur oleh Yang Maha Mengatur melalui sunnah Rasulnya, selayaknya tuntunan ini diikuti dengan baik terutama buat yang sedang menjalankan proses ini. Buat yang sudah terlanjur berproses, dan apapun alasannya sudah diluar cara yang digariskan tersebut, mari kita benar-benar meminta kepada Allah untuk menerima tobat kita untuk semua kesalahan yang tidak sesuai itu.
Begitu juga dalam posisi sebagai kepala keluarga, bagaimana laki-laki muslim memimpin kluarga juga sudah ada contoh tauladan yang baik yaitu Rasulullah SAW, mengarahkan alur kepemimpinan kepada karakter dan prinsip yang sejalan dengan nilai-nilai agama, salah satunya dalam masalah prinsip arahan hidup bagi istri dan anak-anak.
Mengarahkan istri dan anak-anak bisa dimulai dengan cara yg sederhana, tetapkan prinsip yang jelas tentang tanggungjawab dan hak semua fihak dan tegas serta komitlah dengan prinsip itu, salah satu jalan yang paling efektif untuk menjaga agar prinsip hidup ini berjalan adalah dg ketauladanan, ditauladani itu hanya bisa dilakukan jika kita cukup waktu dengan kualitas yang baik berinteraksi bersama istri dan anak.
Terutama buat anak, interaksi yang berkualitas dan kuantitas yang cukup, idealnya adalah dengan ke dua orang tuanya, tapi pada jaman ini, tidak merupakan sesuatu yang aneh lagi hal ini sangat sulit untuk dilakukan, karena tuntutan aktifitas mencari nafkah kedua orang tua harus rela meninggalkan anak-anaknya, walaupun sebenarnya hati kedua orang tua tidaklah nyaman dengan kondisi ini.
Pada kondisi seperti ini, kerelaan hati semua fihak menjalankan semua tanggungjawab dan hak yang sudah dijadikan prinsip awal harus kembali ditegaskan, agar tidak ada penyesalan dibelakang hari.
Intinya, binalah keluarga dengan pemahaman agama yg benar, arahkan dengan cara sederhana dan pahamkanlah tanggungjawab dan hak yg sesuai untuk semua anggota keluarga.
Keluarga adalah kendaraan untuk dunia dan akhirat kita, kendaraan itu akan nyaman, jika semua fihak rela dengan hak dan kewajiban posisinya masing-masing.
Semoga bermanfaat
Karawang, 7/72011