Batang merupakan bahasa minang dan melayu untuk sungai, yang terkenal seperti Batang Hari di Jambi. Kampung kami tercinta juga dibelah oleh sebuah sungai yang muaranya juga ke Batang Hari, namanya Batang Palangkih, saya lagi cari padanan kata untuk “Palangkih” ini dalam bahasa Indonesianya apa, nanti di update 🙂

Ideom turun temurun, garah nan tuo-tuo (candaan orang tua) tentang Batang Palangkih ini cukup mengelitik tapi banyak terbukti… 🙂 ini bukan mitos, biasanya disampaikan dalam suasana yang lagi penuh kegembiraan dan dalam bentuk candaan, apa itu? bagi masyarakat seputaran batang palangkih ideom ini cukup masyur…. “kalau lah terminum air batang palangkih, alamat akan selalu dipanggil pulang”. …biasanya ini ditujukan untuk bujang dan gadis yang kebetulan berkunjung ke kampung kami, banyak yang akhirnya “tinggal”  jadi orang Batu Bajanang karena “kesaktian” batang palangkih 🙂

Itu baru minum airnya ya….lebih manjur dan tingkat akurasinya bisa 90% jika malah menjelek-jelekan Batang Palangkih, dijamin tidak bisa pulang, kalaupun bisa pulang akan selalu terbayang-bayang…:) jadi kalau seandainya, kalau rupanya berkunjung ke kampung kami dan karena sesuatu dan lain hal ada yang menyebabkan “ingin” sekali tinggal disini,ya jelek-jelekan saja batang Palangkih…hehe..

Selamat Adang dan Ante Na…..:)  buat Adang ini sangat jauh lebih baeeek dari Agnes Mo….hehehe

Semoga di lancarkan sampai masa yang telah mamak-mamak dan orang tua direncakan, tetap jaga hati dan jiwa dari gangguan luar dan dalam, syndrom menjelang pernikahan itu nyata adanya, setan akan selalu bergerilya menggoda anak adam yang mengikuti JalanNYA dan tuntunan Sunnah Rasulnya….ingat saja, jika ada terlintas yang tidak baik dihati dan pikiran..itulah kerjaan musuh manusia beriman itu…

Pertemuan adalah berkat Allah…. batang palangkih hanyalah carito rang tuo-tou…:)

Bogor, 19 Feb 2015

Untuk yang berbahagia Adang Id dan Ante Ena…