
Secara nyata, walaupun ada pemimpinan yang dilahirkan, seperti jaman raja-raja. Tapi sebagian besar pemimpin itu di tempa, dibentuk. Salah satu wadah menempa diri untuk jadi pemimpin adalah organisasi Kepramukaan.
Coba lihat pembesar negeri yang dulunya menempa diri dengan pendidikan kepanduan. Siapa tidak kenal dengan Bung Tomo? dengan pidatonya yang membakar jiwa, Surabaya jadi lautan api bagi tentara Inggris, beliau adalah seorang Pandu. Jendral Sudirman, bapak TNI Indonesia, adalah seorang pandu di hisbul waton yang kelak menjadi cikal bakal kepramukaan. Tentu saja pemimpin yang dilahirkan tapi juga menempa diri di kepanduan, Bapak Pramuka Indonesia Sultan Hamengkubowono IX.
Presiden SBY, di SMP dan SMA beliau Pramuka Aktif. Dr Hidayat Nurwahid, mantan ketua MPR, di pesantren Gontor beliau juga Pengurus Pramuka. Mantan Mentri Agama, Lukman Hakim, foto beliau pernah viral waktu jadi Pramuka penegak pernah mendampingi menteri agama waktu itu. Pak Pramono Anung, Seskab, juga aktivis pramuka dulunya.
Tak Lupa pula, KomJen RI, kepala perwakilan RI di Songkhla, Thailand Selatan, adalah Pramuka Tulen, Kak Fachri Sulaiman, pendiri Racana Pramuka Universitas Andalas, Padang. Yang hingga kini aktif di Kepramukaan.
Mantan Gubernur Lampung 2014-2019, Kak Rido Ficardo adalah mantan anggota Dewan Kerja Nasional Pramuka Penegak Pandega, organisasi puncak di level peserta didik. Dan tentu banyak lagi pemimpin-pemimpin level nasional lainnya.
Dilevel daerah, Wakil ketua DPRD Tanah Datar, Kak Anton Yondra, diwaktu muda juga menempa diri di kepramukaan. Mantan Bupati Lumajang Kak Toriqhul Haq, juga anggota pramuka aktif dari Penggalang sampai Pandega. Kak Arival Boy, mantan wakil Bupati Sijunjung, adalah anggota DKD Pramuka Penegak Sumatera Barat, Pramuka Aktif. Tak terhitung tentunya pemimpin daerah yang pernah aktif di kepramukaan dulunya.
Diatas adalah sebagian contoh saja, bahwa Pramuka itu adalah salah satu wadah untuk berkembangnya jiwa kepemimpinan. Apalagi kedepan, tentu akan lebih banyak, karena saat ini Pramuka adalah extrakurikuler wajib di sekolah, dari SD sampai SMA.
Kami, adalah keluarga yang di satukan oleh Pramuka, sebagai anggota Pramuka paripurna sampai level teratas peserta didik, Pramuka Pandega. Selain memupuk jiwa kepemimpinan karena bagaimanapun, capaian-capaian dalam kehidupan saat ini ada campur tangan pendidikan kepanduan disana. Kami juga memupuk cinta.
Tak hanya cinta dalam arti sempit tapi juga dalam arti luas, persaudaraan dan hangatnya kekeluargaan. Kami berbagi adek kakak di Kepanduan. Berbagi cerita, canda tawa, tangis dan nestapa. Bahkan kami berbagi orang tua di disana. Bagi kami, itu semua esensi dari Pendidikan Kepramukaan.
Ada taqwa, saling mengingatkan akan yang kuasa disana. Cinta akan alam dan menjadikan alam sebagai wadah pembentuk jiwa dan karakter dengan tetap berkasih sayang antar sesama. Untuk menjadi Patriot yang tau dan mempraktekkan kesopanan dalam hidup bersama. Patuh dalam cinta, dengan bermusyawarah semua halangan bisa ditumbangkan. Tentu dengan rela saling menolong, tabah dalam kawah candradimuka. Rajin menempa diri untuk mejadi terampil dan selalu bergembira, berbahagia. Berhemat, agar bisa saling berbagi dengan cermat dan tetap low profile, bersahaja. Tentu saja harus dalam disiplin, berani dan setia akan cinta. Cinta yang bertanggungjawab dan harus saling percaya. Semua esensi merajut cinta itu dengan jiwa yang suci mulai dari perkataan sampai ke perbuatan.
Selamat hari Pramuka yang ke 60, sudah tua, tapi tidak boleh bangkotan. Tetap berjiwa muda dan memudakan semua yang berkepanduan didalamnya.
Bogor, 14 Agustus 2021 #PramukaDariHati