
Ada yang terselip, mungkin bagus untuk di kenang2.. 🙂
Pemilihan jalur
Riuh rapat Dewan Racana dan Sangga Kerja menentukan jalur pengembaraan calon anggotabaru racana angkatan 2002 suatu sore di Januari 2003, masih di Sanggar Fekon Jati, belum indah ke PKM Limau Manih, giat ini adalah amanah yang dipersyaratkan sebagai pamungkas proses penerimaan anggota di Pramuka Unand, tidak boleh tidak, harus dilaksanakan, sementara keterbatasan anggota untuk menyelenggarakan kegiatan ini menjadi permasalahan utama.
Deadlock dan tidak ada keputusan, menurunkan moral terutama calon anggota, karena pelantikan akan tertunda jika pengembaraan belum terlaksana dan proses orientasi yang sudah dilalui agak sedikit kekurangan maknanya. Ditengah kebuntuan ide, akhirnya salah satu anggota mengeluarkan ide “Bagaimana kalau Kita bawa calon anggotaini ke Singgalang?, pasti menarik”gunung ini dipilih karena sangat cocok untuk pemula, jalur yang kemungkinan nyasar kecil karena pendakian mengikuti jalur tiang listrik sampai puncak serta ketersediaan air yang cukup banyak, dibandingkan dengan Merapi.
Kembali riuh, bagaimana keselamatan?siapa yg bertanggung jawab? Cuaca tidak bersahabat dan pendapat-pendapat lainnya yang wajar dalam interaksi di Racana Swarnadwipa, setelah yang mengusulkan menjelaskan dan mengambil tanggung jawab lansung dengan setengah terpaksa dan tidak ada alternatif lain, DR SD menyetujui, calon anggota kembali sumbringah.
Setelah dibuka pendaftaran, rupanya selain calon anggota 9 orang, sebagian besar anggota racana mau ikut, total 23 orang dan sebagian besar adalah para gadis yang belum pernah melakukan pendakian sebelumnya, karena memang rencana ini adalah momen resmi pertama Racana Unand melakukan pengembaraan dengan jalur pendakian gunung, tentu sangat menarik.
Tidak bisa dan tentu tidak enak jika permintaan ikut ini ditolak, akhirnya semuanya boleh ikut dengan satu syarat bersedia mengikuti semua arahan dan koordinasi korlap nantinya, riuh berubah ke persiapan keberangkatan stelah diputuskan kegiatan akan dilakukan 2-3 Febuari 2003.
Detik-detik keberangkatan
Sangga kerja menyiapkan satu bus kampus yang dikaca belakang sudah dipasang stiker Pramuka Unand dan sudah di claim sebagai busnya Pramuka Unand, muat untuk 30 orang cocok dengan jumlah peserta yang akan ikut. Skenario yang sudah disusun, akan ada pemisahan rombongan pendakian antara anggota racana dengan calon anggota, agar proses pengembaraan tetap terjaga sebagai wadah pembinaan (tujuan pengembaraan di racana Swarnadwipa dapat dibaca ditulisan ini), team anggota akan naik duluan dengan koordinasi lapangan Kak Musli dibantu team dari kwarcab padang panjang dan team pemuda Koto Baru, yang memang sudah diminta bantuan untuk mendampingi pendakian ini, sementara calon anggota setelahnya dengan pendamping Kak Pane yang juga bertanggung sebagai koordinator lapangan.
Jam 9.00, mulai start dari sanggar PKM Unand, setelah upacara resmi pemberangkatan yang dilepas oleh Pembina Gudep Kakak Isril Berd, tujuan awal adalah Basecamp pendakian pertama di tower RCTI Pandai Sikek, ada beberapa destinasi sebelum itu untuk urusan perijinan, rumah kepala desa Koto Baru (yang punya bika si mariana) dan Polsek Koto Baru yang berdekatan dengan rumah pak kades.
Setelah ijin terselesaikan, bus putih dipaksa bekerja keras untuk melahap pendakian yang tak berujung mulai dari Koto Baru ke tower RCTI dan akhirnya meyerah sekitar 1/2 kilometer dari destinasi Basecamp 1, pemanasan awal buat peserta pendakian dimulai.
Menuju Basecamp 1 satu peserta (Kak Vina almarhum) menyerah dan diputuskan menjadi team persiapan pelantikan bersama kak Erizaldi (PA waktu itu), seluruh peserta mencapai Basecamp 1 sekitar jam 14.00. Team dari padang panjang dan koto baru menyusul 1/2 jam setelahnya.
Mulai di Basecamp 1, koordinasi mulai diambil alih Kak Pane, sesuai rencana rombongan pertama semua anggota dan purna dengan korlap kak musli dan team dari padang panjang Kak Noeldy sebagai petunjuk arah mulai diberangkatkan tepat jam 15.00, diperkirakan untuk pendaki pemula membutuhkan waktu 7-8 jam sampai di Basecamp 2 di sekitar area Cadas.
Beberapa skenario terburuk juga sudah dipersiapkan, walaupun cuaca cerah pada saat keberangkatan tidak menjamin sampai puncak akan selalu cerah, keselamatan pribadi dijadikan yang utama, jangan mengambil resiko kedinginan dengan tidak memakai jas hujan pada saat hujan turun, merupakan pesan khusus dari korlap, komunikasi radio dengan baterai cadangan dan skenario fail communication juga sudah disiapkan, lebih dari 3 jam komunikasi radio terputus, team sweeper mulai bergerak, persiapan detail dan rencana darurat merupakan salah satu keharusan dalam manajemen giat alam terbuka, walaupun dilapangan out of plan kerap terjadi, apalagi peserta pendakian adalah para pemula dan para nyonya2…!!..
9 orang calon anggota, 2 putera, Kak Danil dan Kak Pw, serta 7 puteri, Kak Vera, Kak Mita, Kak Rina (almarhum), Kak Reni, Kak Yesi, Kak Rhat dan Kak Marni diberi pengarahan khusus oleh Kak Pane didampingi Kak Andy yang berfungsi juga sebagai team sweeper.
Kebersamaan awal dibentuk dengan cerita-cerita dan candaan kas lapangan, keceriaan dan kegembiraan dengan membuka komunikasi yang lepas tanpa ada jarak antar calon anggota menjadi salah satu metode agar perjalanan menyenangkan dan hakekak tujuan pengembaraan ini dapat tercapai, butuh 1 jam untuk menumbuhkan semangat awal ini, termasuk beberapa aturan yang harus dilakukan, diantaranya adalah prinsip universal para penjelajah alam terbuka dimana “tidak boleh mengambil apapun kecuali gambar, tidak boleh meninggalkan apapun kecuali jejak dan tidak boleh membunuh apapun kecuali waktu”,
16.00, setelah berdoa khitmat, team mulai diberangkatkan, perkiraan pendakian sampai cadas sebagai Basecamp 2 akan memakan waktu 7-8 jam jadi diharapkan paling lambat jam 23.00 sudah bisa istirahat di Basecamp 2, team anggota yang berangkat duluan juga direncanakan lebih cepat satu jam agar bisa mempersiapkan segala sesuatunya untuk base Basecamp 2, keceriaan dalam perjalanan menjadikan suasana hangat walaupun cuaca sudah mulai menggelap.
Seperti yang dikhwatirkan, jam 6 sore cuaca berubah drastis, hujan turun dengan derasnya, semua peserta pendakian diperintahkan untuk segera menyesuaikan, perjalanan sedikit melambat, info dari radio team awal berjarak sekitar 1 jam perjalanan didepan, dalam cuaca yang suhu mulai turun ke sekitar 20-23oC perjalanan tetap hangat dengan komunikasi antar Calon anggotayang sudah mulai mencair, pertanyaan “jauah lai kak”, selalu dijawab “dakek lai, 2 kelok lai” oleh korlap menjadikan perjalanan selalu dalam kondisi semangat tinggi, beberapa canda sutra juga menambah kehangatan suasana.
Sekitar jam 8 malam, dapat info dari radio team terdahulu salah seorang anggota, Kak Dini mulai terserang gejala hipertomia, penyakit ketinggian yang banyak merenggut nyawa para pendaki, dimana suhu tubuh lebih dingin dari pada suhu sekitar, perasaan ingin tidur dan mengantuk luar biasa jadi gejalanya, tidak mau ambil resiko korlap menginstruksikan buatkan bivak semntara, keringkan pakaian dan tunggu team berikutnya, langkah ini diambil agar anggota yang lain bisa segera menuju Basecamp 2 dan beristirahat, Kak Lenti dan Kak Riki dari Padang Panjang diperintahkan untuk menemani, komunikasi radio ke team sweeper juga diminta siap-siap naik.
22.00, Keadaan tambah parah karena kominikasi radio tiba-tiba terputus, hanya satu harapan, skenario fail communication bisa berjalan.
Team Calon anggota dan korlap menemukan Kak Dini dan 2 orang yang menemani sekitar 1 jam pejalanan dari cadas Basecamp 2, sudah dalam bivak gelap dan tidak ada makanan juga sedang dijaga agar tidak tertidur, setelah meninggalkan beberapa ransum team Calon anggota melanjutkan perjalanan ini dilakukan untuk menghindari kondisi serupa terjadi pada calon anggota karena suhu yang menusuk tulang, diputuskan Kak Dini, Kak Lenti dan Kak Riki, tetap bertahan dulu sampai kondisi Kak Dini benar-benar pulih.
Calon anggota Kak Pane dan Kak Andy melanjutkan perjapanan sampai Basecamp 2, direncakanan akan turun lagi ke posisi Kak Dini untuk mengantarkan ransum dan korek api.
23.00, Info dari radio yang tiba tiba aktif lagi walapun tidak begitu jelas, team anggota sudah sampai di Cadas basecamp 2 dan cuaca juga dilaporkan sudah mulai membaik, korlap lansung menginstruksikan lansung buat bivak, karena cuaca tidak bisa ditebak di ketinggian sekitar 1700 mdpl, hanya hitungan menit hujan bisa kembali turun.
23.30 team Calon anggotaberhasil mencapai cadas, lansung disambut team anggota yang sedang beristirahat, tetapi rupanya instruksi korlap untuk lansung mendirikan bivak tidak diikuti, agak sedikit keras intrsukai korlap semuanya diperintahkan untuk lansung membuat bivak, kekhawatiran terjadi, hujan turun lagi sementara bivak sedang disiapkan, semua peserta pendakian dalam keadaan tidak siap sama sekali, kalang kabut !.
Akhirnya dalam kondisi emergency semua peserta diinstruksikan masuk ke bawah beberapa bivak yang ada dan setiap orang yang pas disambungan bivak memegang ujung bivak berfungsi sebagai tiang, semua anggota dan Calon anggota dalam kondisi ini terpaksa membaur dibawah satu bivak besar , tidak ada lagi satuan terpisah, kondisi ini sedikit menurunkan moral Korlap, karena prinsip Satuan terpisah merupakan hal utama dalam Giat Alam terbuka di Racana Unand, dalam kondisi apapun!.
Semua basah kuyup, kedinginan, lebih dari satu jam yang terdengar hanya suara gigi gemeretak gigi dibawah bivak, bivak bergoyang.
Komunikasi benar-benar terputus karena batery HT kemasukan air, rencana untuk drop logistik ke Kak Dini dan team yang ditinggal jadi gagal total karena kedinginan, Kak Andy, Kak Musli, Kak Noeldy dan Kak Pane berhimpitan dalam satu bivak, bivak bergoyang gemetaran parah, hujan tidak lama 1 jam saja, tapi efeknya luar biasa, semua peserta merasakan kondisi ganasnya alam sebenarnya.
Sebenarnya dalam konteks bina satuan dengan metode kegiatan alam terbuka kondisi seperti ini yang diharapkan, dalam kondisi chaos dan menderita pribadi asli masing masing orang akan keluar dengan sendirinya, yang biasa egois akan masuk ke tengah bivak tanpa peduli yang lain, yang biasa hidup nyaman, akan tiba tiba menjadi pendiam dan cengeng dan yang memang biasa berniat ikhlas dengan sendirinya akan terlihat dan itulah yang terjadi dalam drama kehujanan 1 jam ini.
Tetapi akhirnya semua sifat sifat itu menyatu dan melebur untuk bisa bertahan “hidup”, rasa persaudaraan antara semua peserta pendakian baik anggota maupun calon anggota tumbuh dengan sendiri, suasana berubah sumringah setelah Kak Oja, Kak Keke dan Kak Cucup menawarkan mie rebus hangat, bergiliran sendok sesendok kesemua peserta pendakian, kehangatan persaudaraan timbul dengan sendirinya…korlap tersenyum..
02.00 dapat kabar dari pendaki lain yang naik, team yang tinggal sudah ada yang menemani, setengah jam kemudian Kak Dini, Kak Lenti dan Kak Riki akhirnya sampai di base Basecamp 2 ditemani Kak Hunter dan Kak Agus dari Kwarcab Padang Panjang, alhamdulillah..skenario emergency fail communication berjalan, laporan dari team sweeper setelah komunikasi radio gagal, 1 jam mereka start dan menemukan team yang tertinggal 4 jam sesudahnya.
Setelah kondisi normal, semua peserta pendakian dengan sendirinya mulai mendirikan bivak untuk masing-masing dan satuan terpisah untuk istirahat mulai diberlakukan, semua peserta instirahat untuk persiapan besok pagi untuk mencapai telaga dewi.
Target hari pertama tercapai…
Marmut Cadas
05.00 semua peserta dibangunkan, shalat subuh sendiri-sendiri karena lokasi tidak memungkinkan untuk berjamaah, para seksi konsumsi juga mulai melaksanakan tugas, alhamdulillah karena semalam hujan air jadi ada dimana-mana menjadikan seksi perperutan lebih ringan tugasnya, cerita kondisi semalam menjadikan pagi yang berkabut jadi ceria..
Pagi ini perjalanan akan diteruskan ke telaga dewi untuk pelantikan adat, tetapi karena kondisi tidak memungkinkan dikarenakan kejadian semalam, baju seragam banyak yang basah, akhirnya disepakati pelantikan adat akan dilakukan di Basecamp 1 pada saat turun, kecewa sebenarnya karena tentu momennya akan berbeda pelantikan di puncak Singgalang dan dibawah, tetapi komprimistis itu perlu.
Perjalanan tetap dibagi dua team, yang awal anggota dan calon anggotasetelahnya, jam 8.00 setelah semua persiapan selesai, team anggota mulai perjalanan dengan petunjuk jalan tetap Kak Noeldy menuju Telaga Dewi, semua perlengkapan berat ditinggal di basecamp Cadas.
Ada kejadian menarik dan akhirnya menjadi trade mark angkatan yang dikenal dengan angkatan marmut cadas ini dan menjadi perekat persaudaraan mereka dihari-hari setelahnya. Salah satu Calon Anggota, Kak Rhat pada saat keliling di area basecamp tiba-tiba mual dan muntah pada saat bejalan ke arah tebing, mungkin karena penyesuaian ketinggian, muntahnya masuk ke saluran air yang digunakan Calon anggota lain untuk memasak, tidak ada yang menyadari kecuali Kak Pane, pada saat lagi nikmat-nikmatnya santap pagi, Kak Pane menceritakan kejadian yang barusan terjadi, beberapa Calon anggota putri lansung tersedak dan muntah juga, ribut…paling parah Kak Vera, akhirnya mogok makan tetapi karena dipaksa Calon anggota lain dengan ancaman perjalanan tidak dilanjutkan dan memang tidak ada lagi pilihan makanan lainnya, mie plus muntah Kak Irat ludes juga..persaudaraan semakin hangat.
8.30 team calon anggota memulai perjalanan, beberapa team dari Padang Panjang membantu pengamanan di Basecamp 2 untuk menjaga perlengkapan peserta pendakian yang ditinggal.
Sayangnya cuaca berkabut menjadikan pemandangan tidak lepas, padahal pemadangan di Cadas ini sangat indah jika cuaca cerah, setelah melewati hutan lumut setengah jam perjalanan akhirnya sampai di Telaga Dewi, hanya bisa dilihat pinggirnya saja, kabut tebal sekali.
Berdoa bersama, sepatah kata dari DR dan sangker menjadi agenda resmi setelahnya acara bebas foto-foto, cerita semakin mengalir menambah rasa persaudaraan..
Turun
Ditargetkan maksimal jam 3 sore sudah sampai kembali di Basecamp 1 tower RCTI, setelah perlengkapan beres dan bersih-bersih lokasi Basecamp 2, jam 10.00 team anggota memulai perjalanan turun, direncanakan sampai di tower rcti akan lansung mempersiapkan pelantikan adat untuk calon anggota, setelah berdoa dan yel-yel semangat, didampingi Kak Noeldy team anggota yang berjumalah 12 orang, meluncur turun team Calon anggota tinggal untuk “acara” khusus dari korlap.
9 calon angota ditemai Kak Pane dan Kak Hunter dari Padang Panjang, diinstruksikan untuk persiapan makan siang dulu, cerita tadi pagipun kembali mengalir diiringi gelak tawa dan saling “cemeeh”, Kak Rhat dan Kak Vera jadi bulan-bulanan, hakekat tujuan pengembaraan mulai menampakkan hasil, hubungan personal tanpa penghalang tercipta dengan sendirinya diakibatkan rasa sama-sama menderita, dingin sama menggigil, capek sama terduduk dan sama-sama makan muntah..
Setelah semua beres, disetengah lingkaran, sama-sama berdoa dengan khitmat merasakan heningnya puncak Singgalang, meresapi alam sekitarnya dan dituntaskan dengan “yel-yel marmut cadas oke” team Calon anggota melangkah turun, perjalanan turun sekitar 6 jam penuh keceriaan, tidak ada yang terlihat keletihan, cerita tentang “tapijak koncek”, “teh celup” dan cerita pengalaman hidup, membuat perjalanan terasa singkat, pertanyaan “jauah lai kak” tidak terdengar lagi, yang ada hanya keceriaan..komunikasi radio benar-benat down sehingga tidak bisa berhungan dengan team anggota dan Basecamp 1.
Tepat jam 3 sore, team calon anggota keluar pintu rimba Basecamp 1, tetapi heran kok tidak ada tanda-tanda persiapan pelantikan adat, padahal sudah direncanakan, rupanya DR dan anggota yang sudah sampai duluan sudah ada perubahan kesepakatan, pelantikan adat akan dilakukan di sanggar, semua Calon anggota tertunduk lesu, keinginan mengukir sejarah sebagai angkatan pertama yang dilantik digunung Singgalang tidak menjadi kenyataan, tetapi setelah dijelaskan bahwa tidak mungkin dilakukan, semua bisa menerima.
Setelah berdoa bersama, jam 4 sore seluruh team berjalan beriringan menuju lokasi bis putih menunggu, kisah yang didapat menjadi perekat angkatan ini sampai bertahun-tahun sesudahnya, salah satu tujuan giat alam terbuka Pramuka Unand membuahkan hasil, persaudaraan yang abadi, tulus dan ikhlas..
Mari bikin cerita indah disaat kita.
**Sebuah Catatan perjalanan