Balik ke Rantau..

Jalur lintas Timur Solok - Lampung
Jalur lintas Timur Solok – Lampung

Tidak banyak yang bisa diceritakan dalam pulang kampung tahun ini, hanya 4 hari efektif liburan, 6 hari habis di perjalanan. Tapi itu lebih dari cukup rasanya..

Balik Solok – Bogor diputuskan melalui jalur lintas timur sumatera dikarenakan berbarengan dengan kakak yang pulang ke Palembang. Start dari Solok 20/7 jam 10.30 pagi.

Etape pertama Solok-Muaro bungo dilalui dengan lancar, kondisi jalur lintas tengah bagus dan bisa full speed. Pas azan zuhur masuk di Rumah Makan legendaris UMEGA yang masuk daerah Dharmasraya, makan siang prasmanan, kondisi badan sudah tidak fit terkena penyakit lebaran, perut bermasalah. Gantian dengan Kakak sampai masuk muaro Bungo.

Ada beberapa opsi jalur terusan dari lintas tengah ke lintas timur sumatera, bisa di kiliran jao, di Muaro bungo, di bangko atau jalur sekayu di lubuk linggau.

Tapi kami memutuskan melewati etape dua Muaro Bungo-Palembang ini melewati jalur Muaro Bungo-jambi dengan pertimbangan lebih dekat untuk bisa tembus Jambi. Jalurnya berkelok dan cukup rame, cuma yang terbatas adalah SPBU, hanya ada satu sepanjang jalur sampai ke Muara Belian. Beberapa tambalan dan lobang dijalan serta jalan yang berkelok menyebabkan kecepatan hanya bisa sampai 60 km/jam saja.

Jalur Muaro Bungo-jambi terbagi 2 di Muara Belian, jalur ke arah jambi kota dan yang tembus lansung ke arah Palembang tidak melewati Jambi kota. Kami memutuskan jalur ini karena lebih pendek untuk bisa mengejar masuk palembang tengah malam.

Jalur RusakParah Muara Belian-Jambi
Jalur RusakParah Muara Belian-Tempino

Dan dari Muara Belian inilah perjuangan lintas timur yang bikin demam dimulai. Rupanya Jalan rusak sangat parah, lobang2 menganga tersebar hampir merata di jalur sepanjang 30 km sampai tembus ke lintas timur sumatera di jambi. Terseok2 dengan kecepatan hanya 10 km/jam.

Masuk Lintas Timur sumatera dari jambi ke palembang dengan jarak 460 km perjuangan makin keras. Jalan bekas tambalan dan lobang kecil disana sini membuat roof rack bergeser dari posisi lebih dari 2 cm. Saat kecepatan 90 km/jam tiba2 harus rem keras karena lobang besar menunggu, kondisi ini terjadi disepanjang perjalanan. Akhirnya masuk kota palembang baru jam 3.00 pagi 21/7 bergeser 3 jam dari perkiraan, dengan kondisi pinggang sudah tak mau diluruskan :).

Setelah istrahat semalam dan silaturahim ke rumah ortu suami kakak serta “makan siang” di Mpek2 Vico, tepat jam 1.30 siang 21/7 start kembali etape tiga Palembang-Bogor melewati jalur Lintas timur Palembang-martapura-bandar lampung, rencana semula sebenarnya setelah masuk lampung akan belok melewati trans sumatera pantai timur yang keluar lansung di pelabuhan bakauheni, tapi dikarenakan harus mampir di Gontor 9 Kalianda, terpaksa melewati jalur bandar lampung kembali.

Tersendat karena pasar tumpah, ramenya pemudik dan jalan jelek penuh lobang sampai pertigaan Martapura tidak bisa kecepatan maksimal, tetapi selepas pertigaan Martapura jalan cukup bagus, full speed untuk bisa kejar masuk kapal jam 2-3 pagi.

Naik kapal 7.30 pagi, sedikit molor karena menunggu Gontor 9 buka pagi hari, terpaksa dari jam 3 menunggu subuh dulu. Antrian kapal masih lancar hanya menunggu sekitar 1/2 jam saja. Turun kapal jam 11.00 di pelabuhan merak..

Jalur tol masih lancar dan akhirnya perjalanan balik 1600 km ditutup jam 4 sore di Taman Cimanggu Bogor…kepuasan bathin sebanding dengan remuk redamnya rasa badan..dan tentu saja isi dompet.. hehe.

lets wait for next year…

2 Comments Add yours

  1. Farel says:

    ada email om ..ada yg mo saya tanyakan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s