
Mama bercerita, salah satu doa utama beliau di muka hajjar aswat pada waktu umrah sebelum Ramadhan tahun lalu, adalah datangnya pendamping hidup bagi Si Kecil kami…
Di pinggir danau nusantara TMII awal January lalu, Mama juga sambil senyam senyum sempat memberi kabar bahwa ada sesuatu dg si kecil kami…
Rupanya, dihari mama pulang dari Bogor tanggal 8 Januari lalu, seseorang datang bertamu ke rumah Adek tengah saya di Solok, menjawab semua doa itu.. ☺ “Buya panggilannya” kata mama dengan rona berseri melalui video call… “Bagus hafalan Qur’annya”..masih dengan berseri2…dan 2 hari setelah itu, seseorang menelfon…dengan percaya diri mengatakan ke saya “Bahwa mungkin ini jalannya, mohon restu”… Satu syarat terlampaui.. 😁.
Si Kecil yang sedikit mewarisi sifat mama berlapang dada menunggu dalam do’a, jodoh itu tak berpintu sama dengan rezki dan kematian…semoga 24 Februari seperti yang sudah direncanakan mama dan sudah di bulatkan oleh mamak-mamak bukanlah waktu yang terlalu lama, tetap jaga diri dan hati…memulai yang indah dengan suci adalah ni’mat tak berperi,…bersabarlah…
Mama sudah merencanakan dengan khatam, kita insya Allah akan jalankan..karna salah satu bhakti kita sebagai yang menyayangi..adalah menjalankan “pintak”… Semoga kita diberi kemampuan dan kekuatan…
Bahagia dan duka satu tikar, kata orang tua2 kampung…ada hikmah pasti dari setiap peristiwa…tugas kita adalah bersyukur dalam ni’mat dan tabah dalam duka…
Semoga Allah melindungi adinda berdua sampai kelak Ijab dan Kabul menghalalkan…. 🙂