Tanya dari kawan..

Lurus

Ditengah isu teroris yg sedang mencuat, seorang sahabat dari negara tak beragama dan dia mengaku tidak beragama bertanya..”Siapa sebenarnya muslim yg disebut pertengahan?”. Saya balik bertanya “Dari mana kau tau istilah itu kawan? Islam itu sebenarnya satu dan memang pertengahan itulah rohnya Islam, tidak ada islam2 yg lain”, “Saya mengikuti narasi2 dinegara kalian friend, yg jelas sekali pertentangannya,saya tertarik” ujarnya lebih lanjut.

“Tidak ke kiri dan tidak kekanan” jawab saya singkat. “Tau saya kalau itu, sebut contoh” ujarnya lagi sambil senyum. “Ok saya jawab apa yg saya pahami ya” saya respon dengan senyum juga.

“Disaat kafir Quraish menawarkan fifty2 untuk ibadah, beliau tetap di tengah, agamamu untukmu dan agamaku untukku, disaat beliu dihina dan dicaci bahkan dilempar kotoran dan batu beliau tetap berdoa semoga anak cucu mereka beriman, tapi beliau memvonis mati Abdullah bin Khaththal yg murtad..itulah Muhammad sebagai acuan umat islam untuk selalu ditengah, dijalur” saya berhenti menarik nafas

“Friend, saya akan mendengar cerita tak berakhir kalau kamu sebutkan semua sejarah islam, yg di sini sja biar saya bisa lihat” dia memotong ketika saya mau mulai bicara lagi.

Saya tersenyum, “Oke, begini, Indonesia ini berdiri sudah sejak awal dalam keberagaman, puncaknya kami merdeka 1945. Dalam menyepakati dasar dan UUD negara juga penuh gontok2an narasi yg beragam, nah embrio umat islam pertengahan indonesia bisa dirunut dari proses ini..” saya berhenti sejenak tunggu kalau dia ada komen, hening.

“Pada awalnya perwakilan umat islam berkeinginan Islam dicantumkan dalam konstitusi negara, tetapi setelah berdebat tajam dengan sahabat2 non muslim lainnya, akhirnya perwakilan islam mengalah untuk kepentingan yg lebih besar, tokoh2 inilah salah satu contoh tokoh2 islam yg mengedepankan cara fikir islam pertengahan dan generasi ini secara pemahaman diwarisi secara turun temurun, sampai sekarang”. Ulas saya melanjutkan

“Oke, saya tidak tau siapa mereka, nanti kalau ada waktu banyak kita bisa bercerita lebih panjang, saya mau tau yg kekinian saja” potongnya lagi..

“Kalau dipotong2 nanti kamu salah mengerti, dinegara saya sedang hot istilah kurang paket” saya berusaha menjelaskan sambil senyum.

“Tidak apa2 itu bisa jadi bahan diskusi selanjutnya” ujarnya.

“Baik, saya berikan kamu gambaran karna tidak mungkin penjelasan potong2 akan bisa buat kesimpulan yang komplit” saya melanjutkan.

“Dalam islam membunuh satu nyawa tanpa hak sama dengan membunuh semua manusia, boleh membunuh dengan syarat harus putusan hakim, atau dalam perang” saya berhenti menarik nafas. “Contohnya” dia menyela
“Contoh extrim, bom bunuh diri dinegara yang aman adalah pemikiran kiri, sangat kiri, dalam sejarah islam kalau dirunut bersumber dari pemikiran khawarij” “siapa khawarij”selanya,”katanya kamu tidak mau panjang2, khawarij ini panjang sejarahnya” ujar saya,

“oke oke, lanjut contoh” potong dia. “Islam itu seimbang, jika kita diserang secara pemikiran, perangnya adalah pemikiran, kalau ekonomi perangya adalah ekonomi, tapi kalau diserang dengan senjata hukumnya adalah perang besar dalam islam disebut qital. Islam itu jalan dihidup, komplit dari bangun tidur sampai tidur kembali, semua adaaturan, personal, keluarga, masyarakat, pemerintahan, negara, semuanya ada landasannya dalam islam.” Saya melanjutkan, tidak ada tanggapan, cuma dia mengernyit tanda tidak setuju dengan kata perang besar..

“Tapi ada lagi umat islam yang mengatakan bahwa semua agama sama, pisahkan agama dengan politik, beragamalah kamu di Masjid diluar masjid tinggalkan itu agama, dan semua perkataan yang senada. Mereka itu kanan, terlalu kekanan malah, bahkan ada yang keluar dari garis lapangan..mengutamakan rasio dan akal dalam beragama, ini Liberal, sekuler..jejaknya ada juga kalau yang terdahulu dikenal dengan mu’tazilah” jelas saya.

“Lansung ke pokok dong, apakah memang begini tipikal orang sini, suka cerita panjang lebar tidak lansung ke point” protesnya, saya tersenyum.

“Yg pertengahan itu, yang benar katakan benar yang salah dan tidak sesuai dengan Al Quran dan Sunah Nabi dikatakan salah, islam itu ukuran dan landasannya jelas, semua mengacu ke dua landasan yang saya sebutkan tadi” lanjut saya

“Saya masih belum dapatkan inti yang kamu jelaskan, masih puzzle” balasnya. “Saya perlu yang exact orang atau kelompok” lanjutnya

“Tidak boleh menuduh bro” balas saya “makanya harus dilihat dulu cara fikir perorangan atau kelompok itu” sambung saya.

“Tapi bolehlah tambahan, kamu lihat beberapa kali demo umat islam terbesar didunia yg dilakukan dijakarta 2 tahun lalu?” Tanya saya. “Ok saya lihat” jawabnya.

“Sebagian besar orang dan kelompok2 yang berfikiran besar dan dulu mengalah untuk kebersamaan pada awal negara ini berdiri, semuanya perpartisipasi dalam aksi tersebut, kecuali yang kiri dan yang kanan, semuanya aman, toleran, jangankan merusak dan radikal, rumput saja tidak ada yang rusak, karena mereka tau mereka umat islam yang sadar betul bahwa pendahulunya berdarah2 memperjuangkan semua yang ada saat ini, dinegara ini” lanjut saya memandang wajahnya dengan mengernyitkan kening..tentu dengan senyum.

“Ini debatable, karna tidak semuanya setuju dengan demo2 itukan?” Balasnya sambil nyander dan tersenyum. “Tapi ok, saya jadi bisa memperkirakan kamu di kelompok mana” imbuhnya..

Saya tersenyum juga…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s