Mama dan nak bujang Part-8: Kerupuk Leak dan air moka..

Karupuak leak, ilustrasi dari cookpad.com

SDN 01 Batu Bajanjang, dulu masuk Kecamatan Payung Sekaki, kemudian ada pemekaran jadi Kecamatan Tigo Lurah, Kab. Solok, Sumatera Barat, adalah tempat Mama kami mengabdi sebagai pendidik, juga tempat kami adik beradik juga sekolah. Saya masuk SD 1987 tamat 1993.

Mama kami masih muda waktu itu, sangat energik dan penuh ide untuk mencari pintu-pintu reski demi mencukupi keperluan untuk kami hidup di kampung, pekerja keras. Selain mengajar pagi hari, ke sawah siang hari, kami juga dibekali jualan yang bisa menambah uang tabungan untuk liburan.

Jaman itu belum ada listrik, sumber energi hanya dari batterai/accu dan dari minyak tanah, jadi belum ada kulkas apalagi batu es. Waktu itu sirup botolan berbagai macam rasa lagi viral. Biasa dikenal dengan Limun. Mungkin berasal dari kata lemon, atau jeruk tepatnya. Ada yang bersoda ada yang tidak. Ada juga yang rasa moka, coklat mungkin tepatnya.

Nah, ini menjadi ide bisnis mama kami. Sirup rasa lemon, strowbery, moka dengan air dingin dimasukkan kedalam plastik-plastik panjang, layaknya es mambo jaman kini. Kemudian didiamkan semalam agar dinginnya udara kampung bisa jadi kulkas alami.

Air Moka ini kami bawa ke sekolah untuk dijual pada jam istirahat. Agar lebih masif volume penjualan, setiap istirahat saya ajak teman-teman main volley dari bola plastic. Setelah panas-panasan dan kehausan, air limun lansung keluar, 25 rupiah satu bungkus. Setiap istirahat bisa habis se termos, dapat seribu dua ribu sudah sangat luar biasa waktu itu. 😊

Itu untuk siang hari. Untuk malam hari, rumah kami dijadikan pusat keramaian dan hiburan. Dengan cara TV hitam putih yang kami punya, diletakkan dijendela sehingga warga kampung bisa menonton dari luar. Kondisi ini juga jadi ide bisnis mama kami.

Mama membuat kerupuk dari singkong , kuah sate atau cabe goreng yang banyak tomat dijadikan saus untuk makan kerupuk, ya seperti roti dioles mentega lah jaman kini. Kalau dikampung kami terkenal dengan “kerupuk leak”, leak itu bahasa minang untuk berserakan. Makan kerupuk dengan kuah sate yg dioles, kadang memang berserakan. Harga 3 buah 25 rupiah. Lumayan, kalau sinetron Sengsara Membawa nikmat, lagi scen Si Midun di hajar opsir penjara, emosi penonton meluap-luap, kerupuk leak laku keras. Apalagi kalau film G30SPKI, omset karupuak leak berlipat ganda..😊

Tambahan pendapatan ini kami tabung, tujuan utamanya adalah untuk piknik, seperti cerita kami sebelumnya, kami ini keluarga yang kakinya bertahi lalat. Candra, candu raun, bahasa minang untuk mendeskripsikan suka jalan-jalan. Atau bisa juga untuk tambahan beli baju baru pada hari raya idul fitri dan beli daging pada hari raya Idhul Adha.

Kerupuk leak dan limun ini, jadi perantara kami untuk melihat dunia, bertahun setelahnya.. 😊

Depok, 5 Oct 2019.

#RinduKerupukLeakMama.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s