Saya pelaku politik praktis dulu waktu masih di Kampus, Politeknik Unand Padang, 2000-2003. Ya, saya merasakan betul bagaimana mengkodisikan pemilihan ketua HIMA mesin sampai bisa meraih hampir 90% suara. Dan juga dengan sadar segera memanage suasana “panas” masa kampanye dan pemilihan menjadi suasana penuh semangat persatuan dan persaudaraan warga Teknik mesin khususnya, yang alhamdulillah bisa hidup lagi setelah mati suri sekian lama.

Siapa kompetitor saya waktu itu? Yang ada dalam foto diatas lah orangnya. Sebelah kanan saya kompetitor dari kelas pagi, dan sebelah kiri dari kelas sore, sama dengan saya. Di Poltek Unand waktu itu ada 2 program, reguler dan ekstensi, saya ekstensi kelas sore. Karena sama dari kelas sore, boleh dibilang kawan difoto sebelah kiri di posisikan sebagai “pemecah suara”, maklum, politik demi ME-1🙂.

Manager kampanye dan penggerak masa saya waktu itu, kawan Roni Kurniawan, yang kalau warga kampus ditanya mana orangnya, pasti sedikit yang kenal. Tapi kalau di tanya “Metek”, mesin bubut bengkelpun pasti lansung tunjuk tangan kalau ada yang cari.

Sebelah kanan, Kawan Abrar Wijaya atau akrab di panggil ABe. Yang sebelah kiri kawan M. Irvan, nama panggung dan terkenalnya “Mbah”. Mereka orang-orang spesial waktu itu. ABe salah seorang “pemicu” satu peristiwa dashad dikampus Unand waktu itu, semua pasti tau, “pertandingan persahabatan” Poltek dan Hukum Unand🙂, 2002 atau 2003. Sedangkan “Mbah” Irvan, kalau bhakti (nama acara penerimaan mahasiswa baru) tidak ada dia tak rame. Keduanya tokcer pokoknya.

Sesaat setelah kemenangan absolut saya, lansung tak menunggu lama kedua kompetitor ini, saya angkat dengan penuh penghormatan untuk jadi wakil saya di HIMA Mesin, kawan ABe untuk kelas Pagi, Mbah Irvan untuk kelas sore dan Kawan Khairul untuk kelas Mesin Produksi BLK. Jadi saya sudah lakukan langkah yang sama, jauh sebelum pak Jokowi merekrut kompetitornya di Pilpres 🙂

Tujuannya tentu saja juga politis, agar mereka berdua jadi partner saya dalam menjalankan program, paling tidak jangan ada yang “ngerecokin”, maklum namanya politik praktis, harus berfikir jauh 😃. Role dan Responsibility mereka, berhubungan dengan anggota dan pergerakan masa tentunya, yang paling terlihat fungsi mereka pada saat penerimaan mahasiswa baru, “menghidupkan” suasana adalah tanggung jawab mereka. You Know la..

Dan hampir 20 tahun setelah itu, kami pun masih berteman. Semalam, waktu dan kesempatan kembali mempertemukan, dengan ABe mungkin 3 tahun yang lalu, dengan Mbah lebih lama ada 5 tahun mungkin tidak ketemu. Ya kami sama-sama berkarya saat ini, dibidang masing-masing, dan tentunya banyak cerita jalan kehidupan yang sudah dilalui.

Posisi dan kedudukan berbeda kini, kalau dulu yang ditengah ME-1, kiri kanan ME-2, sekarang yang dikiri Presiden Director, yang sebelah kanan Assiten Pres Dir, yang ditengah tetap dengan posisinya, sebagai tukang rangkul, bukan lagi politik praktis kampus demi alasan politis, tapi sebatas tukang kompor ngopi-ngopi dan tetap berbagi, bersilaturahmi. Dan semalam, alhamdulillah kami berkesempatan “mengulang kaji” lagi, di Martabak Kubang Jl. Dr Satrio Jakarta. Sejauh apapun merantau, Martabak Kubang tetap jadi pemersatu hati.

Mereka berdua berkolaborasi menjadi pengusaha muda Jombang dan Surabaya saat ini. Berkarya dalam arti sesungguhnya.  Sejauh ini saya mengamati dan mempelajari, kebanyakan pengusaha-pengusaha sukses memang datang dari “orang-orang khusus”, terlihat sudah dari sononya, keberanian keluar dari zona nyaman adalah ciri awal para pengusaha muda, walaupun tak lepas dari jalan Yang Maha Kuasa, tapi sebagai muslim, petunjukNya sudah sangat jelas “kami tidak akan merubah nasih suatu kaum, kecuali usaha dari mereka sendiri” dan saya jadi saksi effort mereka berdua ini untuk mundur beberapa langkah, dan melompat jauh setelah itu.

Dulu kita berpolitik kampus, kini kita sama-sama berkarya. Tetap jaga silaturahmi dan persahabatan  kawan.

Martabak Kubang Satrio, 17 Desember 2021 #ME-1-2PoltekUnand2000