
Minggu lalu waktu jemput uninya ke sekolah setelah pulang perkemahan Pramuka Jambore Cabang Kab. Bogor, Si Bujang ketemu sama sohib waktu di TK, Bara namanya. Cerita punya cerita rupanya Bara sudah sunat saat TK dulu. “Tuh Yad, Bara aja udah sunat, kok Iyad belum, cemen” saya kasih dia jempol terbalik, “biar aja nanti Iyad SD sunatnya” dia jawab dengan berkelit seperti biasa. Rupa-rupanya, temannya ajak main kerumah, “boleh ya yanda, mama Bara ijinin”. katanya minta ijin. Ting ! tiba-tiba ada ide, kesempatan ini, guman saya sambil senyum penuh arti.
“Boleh ya Yanda Ziyad” Bara ikut diplomasi. “Boleh..”, “yei !!!” Belum selesai saya bicara mereka sudah berteriak sambil lari ke lapangan. “Eh… tapi ada syaratnya” teriak saya cepat, mereka balik kanan “apa yanda?”. “Ziyad sunat dulu”, jreng! Masuk tu barang, saya tersenyum. Mereka bisik-bisik, masuk ke mobilnya Bara, entah apa yang dibicarakan. Beberapa saat kemudian mereka kembali “iya yanda, Iyad sunat, besok ya” malah Ziyad yang semangat sekarang. Saya tertawa puas, lingkungan rupanya memang berpengaruh kuat terhadap anak, “Minggu depan ya, perlu persiapan dan cari tempat sunatnya” jelas saya.
Akhirnya seminggu kemaren, mamanya mulai kasak-kusuk kiri kanan, berselancar di internet juga untuk mencari tempat dan metode sunat yang tepat. Dapatlah rekomedasi Rumah Sunat Estetika, yang kalau di Bogor ada dua tempat, di Jl. Dr Semeru, depan RSUD dan di Dramaga. Rupanya ada tiga metode saat ini yang sudah berkembang dari metode konvensional dan makin mengurangi rasa sakit anak saat anestesi. Pertama metode laser dan jahit terpisah, ini pemotongan dengan laser tetapi masih ada jahitan, Kedua metode klam tanpa jahitan dan ketiga metode laser dan jahitan lansung. Dari penulusuran referensi akhirnya dipilihlah metode klam, buat anak paling bersahabat. Kalau di Rumah Sunat Estetika, harganya bervariasi dari 1,25 juta – 4,5jt, tergantung kondisi anak. Setelah dikirimkan foto dan data Ziyad, harga yang di berikan 1.5 juta, kondisi normal, perlu reservasi sehari sebelum pelaksanaan sunat dan diberikan krim untuk di olesakan satu jam sebelum anistesi.
Pagi ini dengan masih mengingatkan Yandanya “benar ya,setelah sunat Iyad bisa main ke rumah Bara”, dia bangun dan siap-siap dengan semangat. Semalam Buk Na (tantenya, adik istri saya) masih nakut -nakuti dia, “sakit lho Yad, di potong”, dengan mantap dia jawab “kata Yanda gak sakit, kan sunatnya yang mahal”, Buk Na nya tertawa dengan kemantapan hatinya, demi bisa main ke rumah Bara. Jam 7 sesuai janji, sampai di Rumah Sunat Estetika jl. Semeru Bogor, rupanya sudah banyak yang antri, pelaksanaan sunat sesuai dengan kedatangan. Setelah register ulang dan pembayaran penuh, diberikan obat anti nyeri, dan obat tetes serta aturan minum dan cara pemakaian obat tetes. Ziyad lansung disuruh pilih mainan, makin semangatlah ia, diberikan sertifikat dan diminta foto dokumentasi.
Sambil menunggu antrian, saya bilang ke dia “Yad, nanti kalau terasa nyeri sebut subhanallah ya, semakin nyeri atau sakit makin kencang dan makin cepat baca subhanallahnya, insya Allah nyerinya hilang, dulu yanda yang sunat dengan pak dukun obat biusnya cuma subhanallah”, “ya yanda, gak sakit kan?” di konfirmasi ulang. “Gak, sakit, kayak digigit semut pas bius saja” jawab saya. Saya memang sengaja tidak sunat dia pada usia pra anak-anak, karena sunat atau khitan buat laki-laki muslim merupakan kenangan yang sangat memorabel, akan teringat sepanjang masa dengan ceritanya sendiri, makanya diwajibkan sebelum baligh, atau tanda mendekati baligh, karena pada umur segitulah memori anak-anak sudah bisa menyimpan kenangan yang luar biasa dalam hidupnya. Dia tenang, sambil main games menunggu giliran.
Tidak terlalu lama, 7.30an sudah dipanggil masuk ruang anistesi, ada 2 dokter yang bertugas. Pas masuk ruangan rupanya masih ada yang masih proses, “sini bang, lihat kesana dulu ya” petugas pembantu dokter mengarahkan Ziyad agar tidak melihat prosesi sunat supaya tidak takut. Tidak sampai 10 menit, proses selesai, giliran Ziyad naik ke meja, “sini bang, sambil main atau nonton ya”, diberikan tab 10inch oleh petugas, berfungsi juga sebagai penghalang agar tidak melihat proses pemotongan. Ziyad berkernyit dan bilang sakit, saat di lakukan pra suntik obat bius, yaitu memasukkan cairan pra-bius dengan alat khusus bertekanan tinggi di empat posisi sekeliling zakar. “baca subhanallah” bisik saya, agak keras juga subhanallahnya pada saat doktermemberikan suntikan bius, mungkin masih belum terlalu kebal, setelah itu dia mulai santai.
Metode klam, menggunakan klam khusus yang dipasang pada kulit bagian luar untuk menjepit kulit diposisi pemotongan yang sudah ditandai, berguna untuk menghentikan pendarahan. Bagian dalam dimasukkan selonsong seperti pipa seukuran zakar anak, digunakan sebagai landasan untuk melakukan pemotongan kulub. Setelah klam terpasang sempurna, dilakukan pemotongan kulub sekeliling dan untuk pelepasan dari pipa di potong horizotal. Selesai prosesnya tidak sampai 10 menit mulai dari naik meja sampai diberikan celana dalam khusus sunat. Tidak ada drama, sudah bisa lansung jalan, tidak ada jahitan. Klam akan terpasang maksimal lima hari, bisa lepas sendiri atau dilepas, tergantung perkembangan anak.
Tentu, setelah efek obat bius habis dia mulai merasanyakn nyeri dan secara otomatis “subhanallah” meluncur dari mulutnya, semakin nyeri semakin keras dan sering terdengar. Mamanya, uni-uninya tertawa kalau sudah semakin nyaring. Setelah minum obat pereda nyeri, dia bisa beraktivitas seperti sebelumnya lagi. ya, begitulah, akan menjadi kenangan seumur dia bisa mengingat, seperti jaman Yandanya dulu, tiga hari tidak bisa berdiri, tidur dengan kain panjang yang digantung pas diatas “t***t”, setelah seminggu agak kering, mulai pakai sarung berjalan lengang-lenggok,sebelum akhinnya 2 minggu kering dan bisa pakai celana kembali. Begitu juga buat dia, seminggu ini akan tidak nyaman, dengan klam yang manggantung.
Selamat BZ, sudah besar, tidak boleh dimandiin mama, mba dan buk na lagi, sudah harus mandi sendiri,sudah sunat, sudah gede…
Rumah Sunat Estetika, Bogor, 3 Juli 2022 #BZsunat.