
1 September 1986 di Pulai Belibis Kota Solok, Racana Swarnadwipa Gudep Pramuka Unand di resmikan oleh kamabida waktu itu Bapak Azwar Anas, inisiator pendiri adalah Kak Fachri Sulaiman dan team, seorang diplomat senior Indonesia saat ini, yang sampai sekarang juga masih aktif sebagai anggota dewasa.
Kami masuk angkatan 2000, ulang tahun ke-14. Masih di sanggar Bhakti kampus unand lama di Jati, Padang. Ada 4 putera, sebenarnya 5 putera, tapi satu tidak ikut dan 6 puteri waktu itu yang dilantik setelah terlebih dahulu melewati masa orientasi dan pengembaraan sehari semalam dengan perkemahan di atas kampus Politeknik Limau Manih, Padang.
Deni, dari aceh besar di kuala lumpur, Musli dari Pessel, Nanang dari Pariaman, mereka bertiga dari Hukum dan saya dari Padang Panjang, Politeknik Unand, yang tidak ikut pelantikan “Prop” Sapri Mulyadi (alm) dari Politeknik. Anggota puteri seangkatan ada Rani dari Solok, MIPA, Fina (alm), Pertanian, dari Pariaman, Roza, Hukum, dari Payakumbuh, Rupit, Hukum, dari Sawah Lunto, Ayu, Hukum dari Padang dan Nila, MIPA adek Kak Santi dari Padang. Ketua sangga kerja kami waktu itu Kak Adek Alimunas.
Kami di Lantik waktu itu oleh Kak Isril Berd, Pembina Gudep dan Kak Alfian Saman satu lagi lupa, sebagai pembina. Setelah sebelumnya wawancara dengan Pemangku Adat. Ketua Racana waktu itu Kak Ihsan dan Kak Ruaida, kak Ai. Disaksikan oleh kakak-kakak yang lain, ada Kak Surya, Kak Andi, Kak Boim, Kak widya, Kak Seprianto dan Kak Dedi, dua kakak terakhir dari Politeknik juga.
Sanggar Jati bersebelahan dengan markas Mapala Unand yang waktu itu tidak terlalu baik hubungannya dengan Pramuka Unand secara “personally”, walaupun secara organisasi normal-normal saja. Saya kos di Lubuk Begalung sebenarnya, tapi hari-hari lebih banyak di sanggar Jati, bersama dengan Kak Imbo dan Kak Sapardiman, Kak Boim, dan kakak-kakak yang lain termasuk Kak Agus, senior alam-alaman. Karena sanggar Jati di tengah kota, selalu rame hampir setiap hari.
Satu peristiwa yang tidak terlupakan disanggar Jati, disaat “tetangga” berulah. Bulan puasa waktu itu, saya, Kak Erizaldi, Kak Imbo, Kak Pedri, lagi shalat taraweh dengan imam “Prov” Sapri Mulyadi. Saat itu, tetangga sepertinya memamg lagi rame, sama seperti Pramuka, MU, Mapala Unand memang salah satu UKM yang sangat aktif, guyup dan berprestasi bahkan sampai tinggkat internasional, setiap hari berkumpul juga.
Mulai dari awal shalat, “keceriaan” tetangga tembus dinding yang hanya papan, imam sudah berupaya mengeraskan takbir dan bacaan ayat dengan maksud, tetangga tau bahwa di sebelah sedang taraweh, puncaknya rakaat ke-8, tetangga membunyikan petasan, imam sampai telonjak 😁 dan mungkin disanalah kesabarannya habis.
Witir sudah tidak fokus, sesaat setelah salam, imam lansung berdiri, keluar kedepan pintu dan dengan suara lantang lansung membacakan terjemahan ayat tentang ketidak senangan kaum kafir pada islam sampai mereka diikuti. Respon tetangga diluar dugaan, “apo kecek ang !!” Mereka lansung mengejar “Prov” Sapri yang juga refleknya bagus, lansung lari kedalam. Kak Eri kedepan lansung dapat “tendangan bayangan” terlempar, saya juga mulai naik tensi, keluar lewat pintu lansung juga kena tendangan jacky can, untung tidak tepat, saya keluar dan taunya yang menyerang saya anak politeknik, terhenti sampai disitu, dia tau 😎. Setelahnya datang Kak Agus, berusaha menyelesaikan. Di Mana “Prov” Sapri? entah dimana, itulah awalnya kenapa saya panggi dia “Prov”, Provokator ! 😆.
Setelah itu pendidikan organisasi, kepramukaan berjalan dan berproses. Tentu saja kekeluargaan, persaudaraan juga tercipta dalam proses itu, sampai selesai 2003. Membawa kenangan yang indah dikenang sampai kapanpun.
Dirgahayu ke-36 Pramuka Unand, semoga tetap menjadi wadah kebersamaan… viva !!
Cibis9, Jaksel, 1 September 2022, #VivaSwarnadwipa