
Asjra Rilfandi, Asjra “Antara Solok dan Jakarta” Rilfandi itu gabungan nama ayah dan amak. Kisah hidupmu luar biasa nak, kehadiranmu membuat merona hati-hati penyayang mu, Iril menjadi hadiah, pengobat dan pengganti Mak Wo Dalias yang berpulang kehadiratNYA dalam berbadan dua, bagi angku dan nenek, mereka jadi yang paling berbahagia waktu itu, tentu saja “amak”, ibumu juga. Cucu pertama menjadi penerus keluarga.
Namamu itu, masukan Nek Ibuk juga, untuk mengenang bahwa perjalanan hidupmu bermulai dari 2 pulau Jawa dan Sumatera, kalau Iril baca tulisan-tulisan Mak Cik sebelumnya, ada kisah mu disana. Aci, etek Kori ingin kau panggil, uniang, etek Opet ingin berbeda pula, itu menggambarkan bahwa kehadiranmu spesial, mereka tidak mau dipanggil sebagaimana umumnya panggilan adik amak di ranah minang “etek”.
Dan kini Iril sudah jadi “the real man”, berani mengambil tanggung jawab, berani “menggenapkan” agama dengan gadis pilihan yang “sekufu”. Satu langkah besar dalam hidup dan kisah kita manusia, setelah hari ini selayaknya tidak ada lagi “saya”, harusnya berganti dengan “kita”. Menundukkan ego, menundukkan pandangan itu ditekankan dalam agama, lebih-lebih setelah ada “makhluk halus” disamping kita, kenapa?
Karena, piala yang paling tinggi bagi setan dan iblis adalah kemenangan memisahkan pasangan suami istri muslim, itu kata mereka sendiri yang kita tau dari sabda Rasulullah. Cobalah nanti Iril rasakan, kalau ada satu sisi yang tidak disuka dari pasangan, iblis dan setan akan membesar-besarkan, hatimu akan tiba-tiba menciut, sempit. Disanalah perlunya kita laki-laki banyak berfikir, kunci mulut sementara, tundukkan ego, sampai iblis dan setan itu lari dalam tangis, kita? Kembali dengan hati lapang ke “makhluk halus” kita.
Kenapa wanita itu makhluk Allah yang paling halus? Ya mereka dilebihkan oleh Allah hatinya, perasaan mereka kadang mengalahkan logika, apalagi coba yang lebih halus dari perasaan, tak ada, hanya wanita yang punya. Rasionalitas logika kita laki-laki, kadang tidak selaras dengan halusnya perasaan pasangan kita, dititik itulah kita perlu diam sejenak, kasih ruang ke otak dan hati, hilangkan ego.
Berlakulah sebagai laki-laki muslim bagi pasangan kita, ajaran agama jelas menerangkan bahwa kita laki-laki adalah tulang punggung, sedangkan pasangan kita tercipta dari tulang rusuk yang paling atas, yang paling bengkok, dia tidak bisa dipaksa lurus, patah berderai dia, kalau sudah patah rusak fungsinya, tulang rusuk itu fital dalam menjaga jantung dan hati, itulah pasangan kita, pada normalnya nanti, merekalah hakikatnya penjaga hati dan jiwa kita. Tempat kita pulang dan tenang setelah menghadapi panasnya “dunia” luar sana. Pelukan hangat pasangan kita jadi obat hati paling manjur tak ada tandingan. Karnanya jangan biarkan mereka bangga dengan bengkoknya, tapi jangan pula mereka merasa sedang di luruskan, bagaimana tu caranya? Hanya Irillah yang tau bagaimana pasangannya, kenalilah 🙂
Nira… maaf diparagraf ini agak terhenti sejenak mak cik menulis, karna harus cari contekan dulu, siapa nama makhluk Allah paling halus pilihan kemenakan mak cik..🙂, tapi itu bagus, semakin saling mengenal setelah akad nikah, semakin lama nanti masa meronanya. Ya, Nira menjadi “big suprise” bagi kami etek-etek dan mamak Iril. Ya taunya setelah terbit undangan, Iril bagus dalam menjaga. Saling mengenallah dan saling menjaga, hingga kelak satu waktu, halusnya perasaan wanita tak perlu lagi dengan kata-kata meinginkan apapun dari pasangan kita, cukup dengan “kurenah” akan saling memahami.
Maafkan waktu dan kesempatan tidak memungkinkan keluarga Bogor untuk pulang, tapi doa dan harapan pasti dikirimkan, semoga Allah SWT mengayomi penyatuan dua jiwa ini, melimpahkan rezeki yang berkah dan diberi keturunan yang soleh dan soleha. Amin..🤲
Selamat berbahagia Iril dan Nira…
Bogor, 22 Feb 2023.