
H-7 Idul Fitri 1444H, kami mulai perjalanan pulang kampung. Ke Kepahiang tahun ini, lebaran dengan keluarga besar mama Fafeyzid, memang benar-benar akan lebaran yang besar, anak cucu H. Zulkarnain dan Hj. Mismar, 5 anak (minus 1), 4 menantu dan 11 cucu. Mungkin juga yang dari Pekanbaru adek ibuk suami dan 3 anak juga. Citra Kaca akan rame, mungkin sudah 5 tahun tidak berkesempatan kumpul dengan personel komplit.
Dari Bogor jam 3.00 AM teng, perjalanan lancar. Pertalite mulai di batasi, sekali pengisian hanya bisa maksimal 50 liter, maksimal sehari 120 liter, Bogor – Kepahiang sekitar 900 km, akan butuh paling tidak pas 120 liter, pas pasan jatah harian. Sahur dan subuh di rest area KM 60, sampai di pelabuhan eksekutif Merak jam 6.12 AM, antri kapal 2 jaman sampai 8.15 AM. Pemudik mulai ramai.
Perjalanan panjang tahunan yang ditunggu-tunggu oleh semua anggota keluarga yang pada dasarnya memang suka “raun”. Tidak pernah absen dari tahun 2004, kecuali 2 tahun pandemik covit kemaren. Mulai 2009 bergantian sekali dua tahun ke Kepahiang dan Solok. Sejak 2012 mulai kecanduan menyetir sendiri dan eksplor hampir semua pilihan jalur lintas sumatera, kecuali jalur pantai Barat, Tengah dan Timut sampai jalan-jalan alternatif sudah bernah di tempuh, 2000 km paling tidak per tahun.
Semoga lancar, bismillah.
Selat Sunda, 15 April 2023 #mudik