
Bagi sebagian orang terutama saya pribadi dan keluarga, luar biasa hikmah pandemik Covid-19 ini. Ramadhan 1441 H, terasa lebih sahdu dari puasa-puasa sebelumnya. Bisa full beribadah kiyamul lail, berbuka dan sahur full bersama keluarga adalah ni’mat tak terkira. Walaupun kesedihan orang tua karena tidak bisa berlebaran bersama tentu jadi cerita tersendiri.
Saya yang sudah terbiasa jadi “makmum” puluhan tahun, sampai harus membuat list kembali surat-surat Al Quran yang saya hafal, untuk di baca pada semua shalat selama sehari penuh, mulai dari subuh, sampai witir. Harus kembali belajar tahsin bahkan pada puteri saya yang pertama pun dengan sukaria dijalani. Kena sindir istri kalau ada ikfa, idgham, qalqalah yang tidak pas, pun terpaksa saya terima dengan senang hati, paling ngeles untuk bisa tetap terlihat berwibawa. 🙂
Parenting Islam yang menekankan contoh dan tauladan pun terasa sekali terbukti selama #dirumahAja ini, yang baik dan yang buruk dari orang tuanya di serap dengan suka cita oleh anak-anak.
Malas mandi yang merupakan kebiasaan jelek saya, mulai di tiru-tiru sama “lelaki” kami, mau tak mau terpaksa mengajak mandi, kalau cuma disuruh dengan entengnya di jawab “yanda??” tentu dengan senyum-senyum. Covid-19 mengajari saya untuk rajin mandi.
Waktu khusus baca Quran, jadi satu dari sekian kebiasaan baik yang dilakukan anak karna melihat orang tuanya. Untuk baca Quran bukan luangkan waktu, bukan diwaktu luang, tapi memang mengkhususkan waktu tersendiri. Mengajak jauh lebih efektif dari menyuruh.
Disiplin dalam shalat juga merupakan rutinitas yang akhirnya jadi kebiasaan anak-anak. Tentu tak mulus, perlu ajakan yang berulang kali dulu untuk bisa terbiasa, setidaknya dengan diajak jauh lebih mudah dari pada disuruh.
New normal sepertinya memang mau tak mau harus dijalani. Setelah 2,5 bulan #dirumahAja, saya coba bawa si Bujang keluar untuk beli sesuatu sekalian refresh. Tidak seperti biasanya yang selalu antusias kalau di ajak jalan, responnya malas-malasan, “kan ada Corona” jawabnya selalu, dengan sedikit ancaman-ancaman akhirnya mau diajak keluar, tetapi terlihat sekali tidak enjoy di mobil maupun di lokasi tujuan, pengennya cepat pulang.
Rumah lebih menarik saat ini dari pada keluar. Usut punya usut, ternyata online gaming lah penyebabnya, roblox, permainan anak yang sedang hit saat ini. Si Bujang kami sampai sepertinya ahli, dengan uninya dikamar masing-masing, komunikasi lewat permainan. Ini salah satu efek buruk dari #dirumahAja, mungkin akan penuh tantangan kedepan menghilangkan pengaruh ini.
Akhirnya 1 Syawal 1441 H datang, bertepatan dengan 24 May 2020. Dengan suasana yang sangat berbeda mungkin hanya akan sekali seumur hidup. Jadi imam dan khotib Ied Fitri, berlebaran lewat online Google Meet, dirumah saja tidak kemana-kemana.
Pandemic membawa hikmah, kalaupun seperti kata para ahli, Covid-19 ini tidak akan pernah hilang, semoga Allah SWT menjadikan kita satu dari sekian umat manusia yang bisa “berdamai” dan “berdansa” dengan Corona.
Selamat Idul Fitri 1441 H, “rajut silatirahmi dari hati ke hati”..
#Soka2, 1 Syawal 1441 H, 24 May 2020