24 hari Isolasi mandiri Covid-19

Negatif

Saya test Covid 26 Desember 2020, dan keluar hasil Positif 24 jam setelahnya dengan nilai RpDp CT value 12, dokter menginformasikam kondisi berat dan menular. Dinyatakan negatif setelah tes swab ke-4, 20 Januari 2021. Tulisan ini cerita apa yang terasa hari ke hari di “inapi” virus Covid-19, selama 24 hari isolasi mandiri.

Hari ke-1, 27 Dec 2020, sampai jam 8 malam, demam masih belum turun-turun, 38.8 degre Celcius, saya coba kontak lagi perawat puskesmas kedung badak yang sepertinya memang di tugaskan khusus in-charge pasien covid, saya dikasih nomor HP dokter kepala puskesmas dr. Tengku Yani. Saya minta rekomendasi untuk cek ke IGD, setelah konsul dr. Yani tidak menyarankan saya ke IGD, tetapi diminta minum paracetamol, 4 jam sekali. Besok, beliau akan resepkan obat dan akan diantar oleh gugus tugas RW.

Hari ke-2, 28 Dec 2020,Senin. Saya terbangun azan subuh, dengan tubuh sedikit ringan, tidak lagi demam dan nyeri sendi pun tidak terasa, tinggal sedikit sakit kepala. Setelah sholat subuh, mengaji dan sedikit olah raga ringan, sarapan pagi, minum obat yang masih ada untuk 2 hari kedepan. Memulai rutinitas pekerjaan kembali, WFH. Yang masih jadi fikiran, testing istri dan anak-anak, sudah di coba cari beberapa RS yang bisa home care, melakukan pengetesan di rumah, semua masih full book, paling cepat tersedia kamis depan. Sementara kalau pengetesan di fasilitas kesehatan, tidak ada sopir yang bisa antar. Padahal tidak tertutup kemungkian istri dan anak-anak juga terpapar, karena ada gejala batuk dan pilek. Jam 4 sore, obat-obat dari puskesmas di kirim ke rumah melalui gugus tugas RT/RW, support dari warga komplek dan teman-teman juga bernilai positif membantu perkuat imun. Hari ini menjelang isya dapat kabar satu lagi warga komplek positif Covid 19.

Hari ke-3, 29 Desember 2020, saya terbangun jam 1.30 wib, perut melilit, bolak balik 5 kali ke toilet, veses mulai mencair, mungkin perut kaget pahitnya Qust Hindi (QH), yang diminum sebelum tidur, atau juga satu tanda covid dalam tubuh. Setelah itu tidur gelisah sering terbangun, karna tubuh panas lagi dan nyeri otot atau tepatnya, persendian dan otot terasa tidak nyaman. Tanda-tanda batuk juga mulai muncul, tapi masih belum masif. Pagi ini istri test PCR home care, keluar hasil 2 – 3 hari kedepan. WFH masih terus, kejar target delivery akhir tahun, tapi memang kurang fokus hari ini, nyeri otot dan sakit kepala. Inilah mungkin yang disebut komorbid, bukan saja penyakit gawat seperti diabetes, jantung, paru, tetapi juga sakit yang ada pada saat terpapar virus, si virus menjaga penyakit itu. Saya mulai dari demam, dan sampai sekarang demam itu dijaga oleh virus.

Hari ke-4, 30 Desember 2020, terbangun 3.30 wib, dg rasa tubuh masih letih, nyeri otot dan sendi, kepala sakitnya tanggung. Berkeringat, tapi rupanya bukan karna panas, keringat dingin, terkena air masih menggigil. Seharian masih diuji, sakit kepala dan nyeri otot serta persendian. Sempat konsultasi ke dokter gugus tugas, dokter infokan ciri pasien covid itu mirip dengan types, seperti yang saya alami saat ini. Diminta untuk habiskan obat dulu. Sempat kontak ke RS umum, rujukan covid dan RS Asra, mereka infokan untuk pemeriksaan bisa di IGD, tapi perawatan tidak bisa, semua kamar full. Si Bunda dan suami Pa Ido, adek saya nomor dua kerumah datang dari Solok, Sumbar, hanya bisa bertemu di balik jendela. Dramatis. Selain minum obat resep dokter, saya minum Qust Hindi+madu, juga pisang.

Hari ke-5, 31 Desember 2020, terbangun pertama jam 1.30 lagi, keringat dingin lagi. Setelah itu antara tidur tak tidur terbangun azan subuh, virus masih menjaga komorbid, sakit kepala dan nyeri otot nyeri sendi. Hari ini istri juga confirm positif dengan Ct 33, sorenya anak-anak juga swab antigen, Ziyad dan Fey positif, Fathi negatif. Tanpa gejala. Semuanya isolasi mandiri, akan semakin panjang. Saya tertidur habis isya, dengan nyeri otot dan sakit kepala yang masih menyiksa.

Hari ke-6, 1 Januari 2020, 00.00, terbangun karna bunyi dentuman kembang api. Masih ada rupanya, kirain akan stop sementara dalam kondisi seperti saat ini. Memaksakan diri tidur kembali, terbangun azan subuh dengan kepala sedikit lebih ringan, tapi nyeri otot dan sendi masih membuat tidak bisa berdiri lama. Pagi ini alhamdulillah ada matahari bisa berjemur sebentar. Beberapa hari bogor kurang sinar matahari. Sepanjang hari mencoba istirahat, menjelang sore merasa mulai membaik, sakit kepala dan nyeri otot serta sendi mulai menghilang.

Hari ke-7, 2 Januari 2020. Cukup nyenyak tidur, tidak terbangun lagi tengah malam. Azan subuh membangunkan, sakit kepala dan nyeri otot sepertinya mulai tidak terasa, tapi batuk makin sering, batuk kering tapi di kerongkongan terasa ada lendir. Mulut rasanya asam. Qust Hindi yang pahit sepertinya cukup membantu menjaga covid ini tidak mengganggu jalur pernafasan. Badan mulai ringan, tidak ada nyeri otot dan sendi serta sakit kepala seharian ini. Semoga pertanda baik. Biar sesuai jadwal tanggal 5 Januari 2020, isolasi 10 hari bisa berhasil. Kondisi istri dan anak-anak juga sepertinya stabil.

Hari ke-8, 3 Januari 2020, Terbangun subuh, berkeringat dada dan punggung, wudhuk mengasih tanda, ini keringat normal, bukan lagi keringat dingin seperti sebelumnya, tidak lagi menggigil terkena air. Semoga jadi pertanda baik.

Hari ke-9, 4 Januari 2020. Sudah semakin membaik, tidak terasa lagi demam, sakit kepala dan nyeri sekujur tubuh, cuma batuk masih ada sekali kali

Hari ke-10, 5 Januari 2020, PCR test lagi di Bumame Simatupang. Hasil 24 Jam. Lama tidak ketemu nak gadis dan nak bujang, di sempatkan main bulu tangkis dalam rumah dengan nak bujang. Sebenarnya ada aturan baru tidak perlu swab ulang, menurut kebijakan terbaru dari dinas kesehatan kota Bogor mengadop pedoman revisi ke-5 Kemenkes bahwa Pasien terkonfirmasi covid-19 tidak perlu follow-up swab ulang. Jadi yang penting adalah isolasi mandiri selama 10 hari sejak swab positif, jika hari ke-10 sudah tidak ada gejala, maka dinyatakan sembuh dari covid dan dikeluarkan surat sehat covid dari puskesmas yg akan diverifikasi juga oleh Dinkes, jika hari ke-10 di cek kesehatannya kembali, ternyata masih ada gejala/keluhan yg dirasakan, maka isolasi mandirinya ditambah 3 hari lagi. Tetapi tidak tenang rasanya kalau tidak ada konfirmasi hasil pengetesan.

Hari ke-11, 6 Januari 2020. Hasil PCR keluar, masih positif. CT Value RdRp sudah 40, mau tidak mau lanjut Isolasi mandiri sampai negatif, mungkin 5 hari lagi tergantung imun tubuh.

Hari ke-12, 7 Januari 2020, konsultasi dengan dokter gugus tugas Puskesmas Kedung Badak, dr. Tengku Yani menjelaskan, kalau sudah tidak ada gejala bisa di nyatakan sembuh, saya jadwalkan seluruh keluarga swab ulang 5 hari kedepan.

Hari ke-13, 8 Januari 2020, Jumatan ke 2 masa isolasi hanya dirumah. Menunggu rentang waktu tambahan untuk swab ulang, kondisi tubuh sudah normal.

Hari ke-14, 9 Januari 2020. Ada jadwal pengambilan bahan baju anak pertama yang tahun ini sudah masuk SMP Ummul Quro, Bogor. Nyetir 6 km, sampai dirumah terasa agak sempoyongan, kepala terasa agak berat dan ada perasaan perubahan rasa pada saat bernafas, sepertinya setelah negatif harus medical check-up ulang untuk melihat organ apa saja yang terimpact oleh virus ini.

Hari ke-15, 10 Januari 2020. Pagi-pagi antrian swab di RSUI Depok, ikut program swab murah RSUI untuk mahasiswa dan warga UI. Istri menggunakan kartu mahasiswa UI, Rp. 350rb, sedangkan saya diskon untuk masyarakat umum jadi Rp.600rb. Lumayan, hemat 1jtan. Antrian 152 dan 153 menunggu 1.5 jam untuk dapat giliran. Pengambilan sampel dihidung lebih dalam ke arah pangkal, juga di tenggorokan. Keluar hasil maksimal tanggal 14 Januari.

Hari ke-16. 11 Januari 2020. Hari ini WFH normal, menunggu hasil test swab. Malam tiba-tiba kepala terasa berat lagi, dada juga kadang perih bergantian kiri-kanan.

Hari ke-17, 12 Januari 2021. Bangun dengan kepala masih terasa berat dan beberapa kali terasa perih di dada. Hasil swab dari RS UI masuk tadi malam lewat email, masih POSITIF, tapi tidak ada nilai CT, untuk melihat kondisi virus dalam tubuh. Hasil swab istri belum diterima. Sore hari dapat hasil swab dari RSUI yang ada nilai CTnya, Gen E CT 34, hasil ini berbeda dengan hasil tes Bumame, di Bumame yang terbaca adalah RdRP. Tes ke dua kemaren 40. Diskusi dengan dr. Tengku Yani, infonya memang berbeda tergantung alat yang digunakan. Jadi tidak bisa dibaca kemajuan isolasi mandirinya.

Hari ke-18, 13 Januari 2021. Bangun dengan rasa agak nyeri didada, mungkin psikiatri (perasaan saja, terganggu psikis). Hasil swab istri juga sudah keluar, dan masih Positif, tidak ada nilai CT juga. Isolasi terpaksa makin panjang. Anak-anak di hold dulu swab test sampai minimal Mamanya negatif.

Hari ke-18, 14 Januari 2021. Sudah mulai merasakan kebosanan, walaupun WFH dan tetap full day work, tetapi kebosanan mulai datang, walaupun saya sebenarnya introvert yang suka menyendiri, 18 hari diisolasi, gerah juga 🙂. Dada juga makin sering terasa perih, mengakibatkan psikis kadang terganggu, apalagi mendapat kabar Syeikh Ali Jaber yang positif covidnya lebih lambat dari saya 3 hari, hari ini berpulang ke haribanNYA. Setelah dinyatakan sembuh covid, tetapi mungkin saja covid sudah sampai ke perusakan organ dalam. Tetapi mungkin juga tidak ada apa-apa, soalnya seminggu ini nafsu makan luar biasa lagi, 15 hari bisa menurunkan berat 3 kilo, mulai naik lagi dalam seminggu, perut yang penuh mendesak ke ulu hati, itulah yang menyebabkan serasa rasa perih di dada. 🙂

Hari ke-19, 15 Januari 2021. Hari berjalan normal, last day work minggu ini. Tetapi tidak ada ide, apakah akan lanjut isolasi sampai 30 hari, atau test swab lagi besok, hari ke 7 setelah test minggu lalu. Hasil CT istri baru dapat, 34 skala 40, cuma naik 1 skala setelah isolasi 10 hari, sepertinya perlu usaha lebih.

Hari ke-20, 16 Januari 2020. Dapat kabar rekan kantor yang terpapar seminggu setelah saya, sudah negatif setelah isolasi 11 hari, semangat lagi untuk segera sembuh. Pagi ini ada matahari, bisa berjemur untuk menghilanglan sisa-sisa virus yang masih terbaca swab, hari ini mulai threatment baru, kumur betadine mouthwash dan minum kapsul lianhua. Semoga sampai tanggal 20 Jan cukup matahari di Bogor.

Hari ke-21, 17 Januari 2020. Matahari cukup cerah, bisa berjemur sambil olah raga ringan. Berusaha mencapai target, tgl 20 Jan, sisa-sisa virus ini habis dalam tubuh.

Hari ke-22, 18 Januari 2021. Bogor hujan pagi, Senin, awal minggu mulai WFH kembali, sambil ikhtiar untuk membunuh sisa-sisa virus dalam tubuh.

Hari ke-23, 19 Januari 2021. Tak ada matahari seharian, program berjemur gagal. Besok insya Allah swab tes ke-4, dan istri ke-3, semoga sisa-sisa virus sudah habis.

Hari ke-24, 20 Januari 2021. Hari ini bangun dengan semangat, swab tes ke-4 insya Allah sudah habis sisa-sisa virus dalam tubuh. Tapi beberapa hari ini terasa ada rasa perih di dada, tidak beraturan, terutama pada saat berdiri dari duduk. Jam 10.30 wib, swab PCR di klinik drive thru Bumame Farmasi TB Simatupang, keluar hasilnya taunya cepat, jam 7 malam saat sedang mengaji habis magrib, sudah ada notasi sms masuk, hasil tes saya sudah bisa di download. Dengan berdebar membuka report dan alhamdulillah NEGATIF, beberapa saat kemudian masuk lagi notasi sms hasil tes istri dan alhamdulillah juga hasil NEGATIF. Insya Allah anak2 di jadwalkan tes jumat depan dan semoga semuanya sehat.

Alhamdulillah sujud syukur pada Allah SWT yang maha menyembuhkan . Semoga bisa mengambil pelajaran dari 24 hari isolasi mandiri ini, betul covid ini bisa sembuh, bahkan tanpa pengobatan, tapi buat yang imun dan kondisi tubuh bagus pada saat terpapar, buat yang punya penyakit bawaan sangatlah beresiko, selain penyakitnya juga karena tidak cukupnya fasilitas kesehatan untuk melalukan perawatan.

Kamar Isolasi Soka 2, no.4, 26 Dec 2020 – 20 Jan 2021

One Comment Add yours

  1. Pangasji says:

    Kalo di bumame memang tidak muncul nilai CT nya ya? Saya juga swab disana hanya tulisan negative hasilnya saja

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s