Umur dan Usia

Danau di Atas, Alahan Panjang, Kab Solok
Dari seminggu yang lalu,anak ke-2 kami, Si Melodi, sambil bisik-bisik bertanya “yanda mama kan ulang tahun tanggal 28 besok, buat suprise yok”, “apa dek? Ada ide?” Saya balik bertanya, “ya hadiah gitu” jawabnya, “ok, adek cari ide ya” pinta saya.

2 hari kemaren dia balik dengan ide, lewat WA “yanda adek kan tanya ke mama, barang kesukaan mama apa, jawab mama alat dapur, kita beliin ini aja ya” tulisnya, sambil kirimkan satu set sendok goreng. “Sepakat” saya balas chatnya, “ntar yanda cari di Ikea”. Tapi qadarullah, kelupaan. Akhirnya balik ke hadiah tahunan yang akan selau abadi, sedikit goyangan jari jemari di tuts HP, pengganti goresan tinta dimasa lalu.

Umur itu deret angka, yang akan selalu bertambah setiap bilangan tahunnya berubah. Tapi usia itu deret ukur, paling tidak diusia-usia saat ini alat ukur makin sering digunakan, timbangan contohnya, paling tidak seminggu sekali, meteran jahit, kadang setiap habis makan dipakai, bertambah berapa senti maju perut.

Apalagi pas sekeluarga terkena pandemi Covid 19, alat ukur suhu tubuh dan saturasi oksigen harus sering digunakan, dari Ziyad yang paling muda sampai yanda yang tertua, tidak tergantung umur.

Umur tidak selalu menggambarkan usia, sering kita dengar ideom “tua adalah keniscayaan, tapi dewasa adalah pilihan”. Tua itu identik dengan umur, deret angka tadi, tapi sebaliknya bertambahnya umur tidak selalu matching dan menggambarkan usianya. Contoh nyata fenomena ini lewat ungkapan “tua-tua keladi, makin tua makin menjadi”. ๐Ÿ™‚

Apa intinya, bertambah umur seyogyanya juga makin matang usianya. Makin wise dalam berkata dan bertindak. Makin dewasa dalam menentukan prioritas hidup. Fisik, tentu akan mau tidak mau akan mengikuti pertambahan umur, curva parabolik, umur-umur 40an adalah puncak-puncaknya parabola yang nanti akan sedikit demi sedikit akan menurun.

Namun pemikiran, nilai dalam dada, pemahaman terhadap segala sesuatu, selayaknya juga mengikuti pertambahan usia, tapi sayangnya itu semua bukanlah sunnatullah otomatis, tapi ada unsur lain yang menentukan, bahkan kadang harus di usahakan dengan tekad membaja. Yang Maha Kuasa memberikan nurani pada manusia, yang akan mengarahkan semua nilai yang tidak tampak itu, dengan itu kita manusia bisa memilih untuk menjadi dan bagaimana. Tua keniscayaan, tapi dewasa atau tidak itu pilihan. ๐Ÿ™‚

Selamat bertambah umur yang tersayang, walau hakekatnya kebersamaan kita akan semakin berkurang. Dan semoga sepanjang usia tersisa, nurani kita makin menuntun ke arah kebaikan yang di gariskanNYA…

Soka 2, Bogor, 28 Januari 2021

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s