
Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul di usia 40 tahun, dari siroh kita bisa mengetahui beliau adalah pemuda mapan yang dunia sudah dalam genggaman pada saat beliu diutus, tau berapa mahar Nabi pada bunda Khadijah saat menikah diusia 25 tahun? 20 ekor unta. Kalau satu ekor saat ini 53 juta, total 1 milyar lebih, bukan jumlah yang sedikit bukan?.
Tau harta Nabi sebelum diutus? tercatat, neraca dagang Rasulullah berupa 1,216,343 gram emas atas usaha Rasulullah, 1,251.601 gram emas atas pembiayaan (investasi dan sedekah), serta 15 bidang tanah dengan masing-masing harga jual sebesar 25,5 kilogram (kg) emas yang diwakafkan (sumber: republika.co.id), berapa kalau di rupiahkan? Kalau emas saat ini 995 ribu, total harta nabi 27,9 milyar !, milider, orang kayah.
Tapi dari sejarah hidup dan perjuangan beliau, kita tau Rasulullah meninggal dalam kondisi sangat sederhana, semua daya dan upaya serta harta beliau 100% digunakan untuk membangun peradaban Islam dan kita juga tau itu berhasil dengan gilang gemilang. Sampai kita merasakan ni’mat itu saat ini dan nanti sampai akhir jaman , tentu itu semua dalam rahmat Allah Yang Maha Kuasa.
Ust. Anis Matta dalam satu video di youtube beliau menjelaskan dengan menarik, bahwa qanaah itu bukan nrimo ikhlas dalam kemiskinan, tapi ikhlas melepaskan semua harta dan dunia setelah dalam genggaman, untuk kehidupan akhirat kelak, berjuang dulu, kaya dulu baru qana’ah.
Ada ideom cukup terkenal, mungkin berasal dari barat sana, namun kalau di kaitkan dengan siroh Rasulullah bisa jadi itu betul tapi dalam kondisi berkebalikan, “hidup mulai pada 40”, atau “hidup kedua mulai pada 40”, yang kedua ini agak “nakal” maknanya, puber ke-2. 🙂
Kita mahfun, budaya belahan dunia barat sana yang memang banyak memulai hidup berumah tangga setelah usia 40 tahunan, bahkan kita bisa melihat dengan gamblang mereka tetap produktif di usia renta. Usia pensiun di Inggris 66 tahun, buat kita itu sudah renta, usia ke masjid.
Sementara pelajaran dari sejarah Rasulullah, hidupnya berhenti untuk dirinya sendiri di usia 40 tahun, pada saat puncak-puncaknya karir beliau sebagai bisnismen. Sesuai perintah Allah SWT, perjuangan beliau berpindah/switching untuk mendakwahkan Islam kepada semua manusia, sangat fokus dan hanya dalam 23 tahun terciptalah satu peradaban baru yang oleh adidaya dunia saat itu Romawi dan Persia jangankan masuk hitungan, terlintas dalam fikiran pun tidak.
Bagaimana dengan kita? Saya dan generasi yang lahir tahun 1981, tahun ini masuk usia 40 tahun, bagaimana kondisi genggam terhadap dunia kita? Berapa % rupiah kita, emas kita, bidang tanah kita dibandigkan dengan harta Rasulullah, yang sudah siap untuk di “wakafkan”? Seberapa besar sudah terpanggilnya kita menyesuaikan dengan jalan hidup Rasul? Switching ke tujuan akhirat?
Atau bahkan jangan-jangan kita baru mulai kehidupan dunia disaat 40 tahun usia kita? Seperti ideom diatas? Baik ideom yang pertama maupun yang kedua. Mungkin hanya diri kitalah yang bisa menjawab.
Bagaimanapun, kita tentu saja harus belajar kepada kehidupan uswatun hasanah kita Rasulullah SAW, berupaya dengan kuat untuk selalu menyelaraskan hidup kita di dunia untuk kelak di akhirat, tapi tentu saja disesuaikan dengan kondisi kita saat ini.
Perjuangan kita mencari nafkah memberikan pendidikan yang terbaik untuk putera puteri kita adalah ibadah kita, syukur-syukur ada kelebihan untuk memelihara anak yatim.
Pergi pagi pulang malam, sampai-sampai kita tidak tau lagi warna cat rumah kita selain hitam kelam, untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita Insya Allah dinilai sebagai perjuangan bukan untuk diri kita sendiri, syukur-syukur ada kelebihan untuk menghidupkan pendidikan islam untuk anak-anak kampung kita yang lain.
Bahkan pengabdian pada negara yang memang jalan hidupnya disitu, dengan pengabdian yang sungguh-sungguh, mudah-mudahan dinilai Allah sebagai ibadah yang tidak hanya untuk dirikita sendiri.
Sesuai dengan kondisi kita, kalaupun ada yang sudah setara Rasulullah saat usia 40 tahun ini, alhamdulillah, semoga Allah SWT membukakan hati untuk memberi lebih banyak juga.
Yang tidak lupa pula untuk kita perhatikan, usia ini adalah usia puncak-puncaknya perjuangan, waspada dan qanaah, angin mungkin sedang pas menerpa badan dan tubuh kita..
Bogor, 29 Mei 2021 (seminggu setelah 40)