Mama dan nak bujang Part-27: berburu “kapindiang”

Kapindiang, sumber: https://blog.kliknclean.com/cara-membasmi-kutu-busuk/

Kontrakan baru, cerita baru. Karena didekat rel kereta api, penyesuaian terhadap riuhnya bunyi roda besi beradu rel jadi perjuangan tersendiri. Awalnya saat kereta lewat selalu berdebar-debar, apalagi kalau malam pasti terbangun, takut kalau kepala kereta masuk dapur.

Apalagi nenek, karena tidak biasa sering terlonjak sendiri, kaget saat klakson kereta berbunyi. Tapi lama kelamaan jadi simphony penenang diri. Jadi biasa.

Kontrakan kami bangunan lama, masih bertiang kayu, plafon sudah berukir abstrak, walau dinding sudah bata tapi acian dan catnya sudah seperti loreng angkatan laut, mengelupas disana sini. Semua yang berbahan kayu juga sudah dimakan rayap, makanya posisi kasur tidak bisa dekat-dekat dinding. Kepala saat tidur pun tak bisa ke arah dinding, bisa kelilipian kemasukan debu rayap.

Yang paling monumenal adalah cerita setiap bangun tidur. Sekujur tubuh yang tidak tertutup selimut, karena menang di Solok tidak kuat tidur pakai selimut, panas. Selalu benjol dan merah, awalnya saya dan nenek mengira karena nyamuk, karena memang banyak nyamuk, didepan kamar kandang itik dan ayam, serta saluran sanitasi yang tidak bagus sudah pasti sorganya nyamuk.

Tetapi sudah pakai obat nyamuk, baygon hijau yang melingkar kalau di bakar asap dan aromanya menempel di bulu hidung, apakah obat nyamuk sudah tidak mempan? Setiap pagi ada saja yang bentol, merah dan gatal.

Sampai satu malam saya terbangun, setelah ada terasa yang menggigit betis, reflex saya menampar area yang gatal, terasa mengena sesuatu, bukan nyamuk, aromanya beda, sangit. Saya lihat dijari ada menempel makluk yang sudah penyet dan berdarah, bentuknya seperti undur-undur yang sering ditemui di pasir/tanah. Tapi kecil dan pipih, saya tanya nenek “ini apa nek”, “wah, itu kapindiang, rupanya ini yang selalu menggigit kita malam-malam” jawab nenek.

Kapindiang ini adalah kutu busuk dalam bahasa indonesianya. Atau “bed bug” nama internasionalnya, memang hidupnya bertelur dan beranak pinak di kasur dan dapat asupan dari darah manusia.

Malam itu juga, nenek lepas sprei kasur, meneliti setiap sela-sela lipatan kasur, “biasanya bersarang di lipatan-lipatan ini” terang nenek. Dan betul, rupanya “kapindiang-kapindiang” subur sehat bertahta dengan nyamannya di setiap sela lipatan kasur.

“Cara bunuhnya begini” nenek mentraining saya mencari dan membunuh kapindiang-kapindiang ini, membunuhnya sama dengan membunuh kutu rambut, di gencet dengan kuku jempol. Awal-awalnya geli, karena aromanya tidak enak, tapi lama-lama jadi asyik, “pemburu kapindiang”.

Cuma karena kondisi lingkungan memang sangat cocok untuk perkembangan kapindiang, sebanyak apa kami buru dan bunuh, sebanyak itu pula mereka hadir besok harinya. Akhirnya kami jadi bosan sendiri dan mulailah “berteman” dan hidup berdampingan dengan kapindiang, “sekaligus beramal saja lah bang” kata nenek, kasih makan ke makhluk Allah yang lain. 😏

Merah dan bentol lama-lama juga hilang sendiri, mungkin darah sudah menyesuaikan dengan racun kapindiang, jadi biasa saja, bahkan lama-lama mungkin karena darahnya sudah tidak enak, mereka berhenti menjadikan kami sumber rezki, malah tamu atau teman yang ke kontrakanlah yang jadi sasaran “piaraan” kami. Tak jarang mereka pada merinding saat saya praktekkan berburu dan membunuh kapindiang. 😏

Mungkin juga karna “vaksin” kapindiang ini pula lah saya sangat jarang sakit, walau tinggal di area yang kalau dilihat, jauh dari bersih dan sehat, tidak ada masalah kesehatan yang berarti selama saya di kontrakan ini, ada beberapa kali gangguan lambung, itupun kalau mama ke Solok dan jadi cheft spesial dengan menu legenderis “kalio jengkol”, bisa habis sekuali, setelah itu terjadilah “pembersihan” lambung. πŸ™‚

“The Bed Bug Hunter” .. pemburu “kapindiang” 😎

JogjaJunction, Bogor, 3 Juli 2021

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s