Pendamping Wisuda

Pendamping Wisuda

Mahasiwa pastilah kenal istilah ini “pendamping wisuda atau PW”. Yang dimaksud tentu di luar keluarga besar yang berbahagia, itu sudah pasti. Pendamping yang dimaksud disini biasanya nama dia termasuk dalam lis ucapan terima kasih, paling bawah sebelum teman-teman kos, itu biasanya. πŸ™‚. Entah sudah kebiasaan juga, yang punya pendamping saat wisuda, lebih agak mendongak kepalanya dari pada yang tidak.

Tahun-tahun akhir kuliah, selain super sibuk dan stres dengan penyelesaian tugas akhir/skripsi, bagi mahasiswa yang “sibuk” hanya kuliah saja selama 3 atau 4 tahun sebelumnya, pencarian PW juga masuk mata pelajaran dengan SKS banyak. Supaya itu tadi, biar kepala tegak memasuki ruang yudisium. πŸ™‚. Biasanya lagi, kalau ada yang bawakan toga, itu dulu, kalau sekarang sudah berserakan bunga warna warni, jalannya itu langkah tegap selayaknya pasukan paskibraka. Yang bawa sendiri, sering kali ada peniti jatuh, pandangan banyak ke lantai. πŸ˜†

Bagi kami yang jurusan teknik, apalagi mesin, biasanya memang agak dilema. Kami, sebagian besar, kurang terlatih dengan melihat yang tersirat dibalik hati calon-calon PW itu. Kami tidak punya tandem untuk berlatih, kalaupun ada, udah lebih laki dari kami mahasiswa lelaki. πŸ™ƒ. Bisa juga karna mengoperasikan mesin bubut itu kalau melibatkan perasaan, bisa-bisa tergulung dan hilang itu telunjuk. Apalagi mekantronika, memang harus full dengan logika, salah melogiskan arah gerak piston angin, bisa barabe kompresor. Tak bisa jugalah kalau menggambar komponen mesin itu, garisnya naik turun, harus lurus dan siku dengan garis pertemuan yang lain, ini bertolak belakang dengan pencarian PW, karna kondisi hati naik turun, berbelok berputar adalah hal yang lumrah. πŸ™‚.

Walau sebenarnya, kalau difikir-fikir harusnya anak teknik punya modal besar dalam SKS pencarian PW ini, kami terbiasa menggambar teknik komponen-komponen mesin dari roda gigi yang detail dengan toleransi 1/1000 mm, tidak boleh salah, bahkan sampai gambar struktur konstruksi yang harus bisa menahan beban beratus ton pun sudah mahfun. Harusnya kalau untuk menggambar hati mereka itu, selayaknya lebih mudah ya..πŸ€—. Cuma, lagi-lagi itu tadi, kadang logika teknik kalau bertemu dengan lembutnya hati, anak teknik sering kalah, tidak mampu menatap mata. Dibelakang aja yang keras “hardik” didepan? Krik…krik..krik.. πŸ™‚

Saya? Ya sama, melewati itu juga, 6 SKS malah. Ah no pic, hoax!. Ok, ini dia buktinya. Foto ini 2008, wisuda sarjana Universitas Pancasila, di JICC Jakarta, hanya di dampingi satu sahabat dan dia. 2022 saya balas, hanya berdua, saya mendampingi dia Yudisium doktor Universitas Indonesia. 14 tahun time flies, gurat tubuh dan wajah berubah, tapi kenangan SKS mencari PW tidak akan hilang. πŸ˜„

Cibis 9, Cilandak, 9 September 2022 #PendampingWisudaPW

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s